Pengaruh Pendidikan Terhadap Pembangunan

Pembangunan mutlak dibutuhkan, pembangunan mesti dilakukan dan pembangunan harus digalakkan. ini adalah problematika pembangunan yang selayaknya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, khususnya daerah pemekaran baru seperti kabupaten Melawi. Tanpa pembangunan mustahil kemajuan bisa diraih dan tanpa pembangunan mustahil pula kemakmuran rakyat dapat terpenuhi. Bicara soal pembangunan mau tidak mau kita harus berbicara pula mengenai pendidikan. Mustahil bisa membangun jika minim Sumber Daya Manusia dan sangat mustahil meningkatkan Sumber Daya Manusia tanpa Pendidikan.

Kita semua tahu, bahwa pendidikan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan suatu daerah. Bagaimana kita melihat kemajuan pembangunan yang dialami oleh negara-negara maju, misalnya Jepang, dan kita juga tahu bagaimana pandangan mereka terhadap pendidikan. Sejarah membuktikan ketika Jepang mengalami kehancuran dasyat akibat tragedi Hiroshima dan Nagasaki, apa yang mereka bicarakan pertama kali? Bukan berapa jumlah masyarakat atau tentara yang mati, tetapi berapa jumlah guru yang masih hidup?

Bisakah kita mengambil pelajaran berharga dari pengalaman Jepang tersebut? Lalu bagaimana nasib pendidikan di daerah kita (saya bicara dalam konteks Melawi karena saya adalah masyarakat Melawi yang mengalami sedikit masalah dengan pendidikan di Melawi) Saya tidak tahu bagaimana pendidikan di Melawi sekarang, Makanya saya bertanya.

Kembali ke masalah awal, Pembangunan yang mutlak memerlukan pendidikan. saya berasumsi bisa benar bisa juga salah, bahwa pendidikan yang layak mutlak diperlukan untuk pembangunan di daerah Melawi. Saya tidak mengatakan pendidikan di Melawi belum layak, tapi saya mengatakan fakta yang saya lihat dan saya alami sendiri.

Ini sebuah gambaran pendidikan didaerah saya, tapi sepertinya semua daerah-daerah pedesaan di Melawi mengalami hal yang sama. Saya pernah menjadi guru honorer di SMP Negeri 2 Ella Hulu, saya merasakan bagaimana pendidikan yang diperoleh oleh siswa-siswa di sekolah tersebut. Guru negeri hanya tiga orang termasuk Kepala Sekolah, dan beberapa orang honorer yang cuma tamatan SMA. Bahkan sekarang saya mendapat kabar bahwa dua orang guru termasuk kepala sekolah sudah pindah kedaerah lain. Entah apa alasannya saya tidak tahu. Bisa kita bayangkan bagaimana nasib pendidikan di daerah-daerah tersebut.

Saya jadi bertanya, apakah pendidikan selama ini hanya dikhususkan untuk masyarakat perkotaan saja? Mereka memiliki Fasilitas yang begitu lengkap, sementara kami di daerah serba keterbatasan.

Pada kesimpulannya saya menekankan jika Kebupaten Melawi ingin menjadi daerah yang maju maka mau-tidak mau pendidikan harus menjadi prioritas utama dengan catatan pendidikan yang adil dan merata sesuai amanat yang terkendung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbuyi “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Saya mengacungkan Jempol buat pemerintah Melawi yang akhir-akhir ini banyak mengirimkan pelajar untuk disekolah di daerah-daerah yang lebih maju pendidikannya, misalnya seperti yang saya dan alami sekarang bersama teman-teman lain. Kami dikirim dengan status Ikatan Dinas untuk Kuliah di Yogyakarta mengambil jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), ada juga teman-teman yang disekolahkan di Jakarta.

Semoga kelak kami mampu memberikan konstribusi terhadap pembangunan Melawi terutama dibidang pendidikan, tapi dengan catatan setelah kami selesai kami diperhatikan bukan ditelantarkan. Bravo Pendidikan Melawi, Jaya Pendidikan Indonesia.